Nama : Shinta Bella Dwi Ayunda
NIM : 04010521035
Kelas : E2
Relasi
Komunikasi Interpersonal dan Relasi Komunikasi Personal
Komunikasi
adalah proses penyampaian suatu informasi baik berupa gagasan, ide, atau
perintah dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut
dapat mengerti informasi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Diperlukan pemahaman tentang bentuk-bentuk komunikasi agar pesan yang
disampaikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan membedakan bentuk komunikasi
yang satu dan yang lain maka dengan mudah dapat menentukan sasaran media yang
akan digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Menurut Onong Effendy dalam
buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” membagi bentuk komunikasi menjadi
beberapa bagian, yakni :
a.
Komunikasi personal,
yang terdiri dari :
1. Komunikasi
intrapersonal (intrapersonal communication)
Proses penggunaan bahasa atau pikiran antara diri sendiri. Pemahaman diri pribadi berkembang sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Pengolahan informasi bisa melalui beragam proses antara lain berpikir, persepsi dan memori. Komunikasi intrapersonal juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu internal aktivitas dari komunikasi intrapersonal yang dilakukan manusia sehari-hari dalam upaya memahami diri sendiri, diantaranya adalah berdoa, merenung, bersyukur, introspeksi diri dengan meninjau perbuatan diri sendiri, dan berimajinasi secara kreatif.
Menurut Rakhmad
(2001), komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan informasi. Proses ini
melewati 4 tahap, yakni sebagai berikut :
1.
Sensasi
Sensasi merupakan tahap awal
penerimaan pesan atau informasi yang diterima oleh sensor atau alat indra
manusia. Ersinda (2015) menyatakan syarat terjadinya sensasi, yaitu :
a. Adanya objek yang diamati atau
kekuatan stimulus.
b. Kepastian alat indra (reseptor)
yang baik serta sensorik yang baik sebagai penerus ke otak.
2. Persepsi
Persepsi merupakan pengalaman
tentang objek, peristiwa, hubungan-hubungan yang diperoleh dari menyimpulkan
informasi-informasi dan menafsirkan pesan yang diterima.
3.
Memori
Memori adalah sistem yang
berstruktur yang menyebabkan manusia sanggup merekam fakta dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Memori melewati tiga proses yakni
perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan.
4. Berpikir
Berpikir adalah proses dalam pengambilan kesimpulan. Pada proses ini melibatkan sensasi, persepsi, dan memori.[1]
2. Komunikasi
interpersonal (interpersonal communication)
Proses penyampaian informasi atau
gagasan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi ini menghendaki informasi
atau pesan dapat disampaikan sehingga hubungan dapat terjalin di antara orang
yang berkomunikasi. Berkenaan dengan hal tersebut maka setiap orang diharuskan
memiliki keterampilan komunikasi interpersonal supaya dapat bergaul, berbagi
informasi, dan bekerjasama untuk bertahan hidup.[2]
Menurut Mulyana (2000: 73), dalam buku "Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar" menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka, memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal merupakan model komunikasi yang paling efektif, komunikasi interpersonal adalah komunikasi manusia memiliki hubungan paling erat.
Menurut Rakhmad
(2008: 129-138), menyatakan bahwa
faktor-faktor yang meningkatkan hubungan interpersonal adalah
1) Percaya (Trust)
Diantara faktor yang paling mempengaruhi
komunikasi antar pribadi adalah faktor kepercayaan ada tiga faktor utama yang
menumbuhkan sikap percaya yaitu :
a. Menerima adalah kemampuan
berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikannya.
Sikap menerima tidak semudah yang dikatakan. Kita selalu cenderung menilai dan
sukar menerima. Akibatnya hubungan interpersonal tidak dapat berlangsung
seperti yang diharapkan.
b.
Empati, hal ini dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak
mempunyai arti emosional bagi kita.
c. Kejujuran, menyebabkan perilaku
kita dapat diduga ini mendorong orang lain untuk dapat percaya pada kita.
2)
Sikap Suportif
Sikap yang mengurangi sikap
defensif dalam berkomunikasi yang dapat terjadi karena faktor-faktor personal
seperti ketakutan, kecemasan, dan lain-lain yang menyebabkan komunikasi
interpersonal gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri
dari ancaman yang ditanggapinya dalam komunikasi dibandingkan memahami pesan
orang lain.
3) Sikap Terbuka
Dengan komunikasi yang terbuka diharapkan tidak akan ada hal-hal yang tertutup. Dengan Sikap saling percaya dan supportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling penting saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal.
Selanjutnya
menurut Rakhmad, terdapat beberapa tahap untuk membangun hubungan interpersonal
di antaranya yaitu:
a. Pembentukan hubungan
interpersonal, di mana pada tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan
yang ditandai dengan usaha kedua belah pihak dalam menggali secepatnya identitas,
sikap, dan nilai dari pihak lain. Apabila mereka ada kesamaan, mulailah
dilakukan proses mengungkapkan diri. Bila mereka merasa berbeda, mereka akan
berusaha menyembunyikan diri.
b. Peneguhan hubungan
interpersonal, untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal ini ada
empat faktor yang sangat penting diantaranya: keakraban, kontrol, respon yang
tepat, dan nada emosional yang tepat.
c. Pemutusan hubungan interpersonal, hal ini dapat terjadi apabila hubungan interpersonal terdapat sebuah konflik atau hubungan yang tidak sehat.[3]
Dalam
berelasi dengan orang lain, seseorang dapat saling memberi maupun menerima.
Salah satu hal yang dapat dilatih agar mampu membina hubungan positif dengan
orang lain adalah dengan memiliki kemampuan komunikasi intrapersonal dan
komunikasi interpersonal yang baik. Dengan memiliki kemampuan komunikasi dengan
diri sendiri (intrapersonal), maka akan memungkinkan seseorang untuk
memikirkan, menafsirkan, dan mengevaluasi apa yang sudah ataupun apa yang akan
dilakukannya. Hal ini akan mendukung seseorang saat melakukan komunikasi dengan
orang lain (interpersonal) karena seseorang akan memiliki kemampuan membaca
kebutuhan lawan bicaranya, menyampaikan ide pikirannya sesuai dengan situasi,
sekaligus memberikan respons yang tepat terhadap lawan bicaranya. Selain itu
juga mampu memiliki empati sekaligus percaya diri dalam berelasi. Diharapkan
dengan memiliki kemampuan komunikasi intrapersonal maupun interpersonal,
seseorang dapat menjalin hubungan yang positif dengan orang-orang yang ada di
sekitarnya.[4]
Komunikasi intrapersonal lebih difokuskan kepada peranan diri sendiri dalam proses komunikasi. Ketika individu berkomunikasi dengan dirinya sendiri, proses tersebut dapat sepenuhnya disengaja (seperti mengatakan pada diri sendiri, "selera saya lumayan juga") atau tidak disengaja (seperti mengatakan pada diri sendiri, "saya sungguh bodoh"). Komunikasi intrapersonal adalah jantung dari kegiatan komunikasi seseorang, tanpa memahami diri sendiri akan sulit untuk memahami orang lain.[5] Sedangkan komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal yang baik perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.
Daftar Pustaka
Natalina, D., & Gandana, G. (2019).
Komunikasi dalam PAUD. Tasikmalaya: Ksatria Siliwangi.
Rohinsa, M. (t.thn.). Perempuan Inspiratif:
Penjaga Negeri. Bandung: Ideas Publishing.
Hartanto, C. F. (2020). Manajemen. Sumatera
Utara: Sihsawit.
Joyo, R. (2022). Komunikasi Interpersonal
Pembimbing Kemasyarakatan. Yogyakarta: Ide Publishing.
West , R., & H. Turner, L. (2008). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
[1] Desiani Natalina, Komunikasi dalam PAUD, Gilar Gandana, Ksatria
Siliwangi, Tasikmalaya, 2019, hal.54-55
[2] Cahya Fajar Budi Hartanto, Manajemen, Sihsawit, Sumatera Utara,
2020, hal. 49-50
[3] Rupiyan Joyo, Komunikasi Interpersonal Pembimbing Kemasyarakatan,
Ide Publishing, Yogyakarta, 2022, hal. 54&61
[4] Meilina Rohinsa, Perempuan Inspiratif: Penjaga Negeri, Ideas
Publishing, Bandung, hal.174
[5] Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Salemba
Humanika, Jakarta, 2008, hal.36
Komentar
Posting Komentar